Kamis, 26 April 2012

CIRI CIRI MASA REMAJA

0 komentar


A.       Ciri-ciri masa remaja
            Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja. Masa remaja mempunyai cirri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode  yang lebih penting dari pada beberapa periode sebelum dean sesudahnya. Cirri-ciri tersebut akan diterangkan di bawah ini.
a.      Masa remaja sebagai periode yang penting

Sebenarnya semua periode dalam rentang kehidupan itu adalah penting, namun skala kepentingannya berbeda-beda. Pada periode remaja, baik akiabat langsung maupun akibat jangka panjang tetap penting karena akibat fisik dan ada lagi akibat psikologis.

            1.Perkembangan Fisik Pada Remaja

Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik. Terjadi pubertas yaitu proses perubahan yang bertahap dalam internal dan eksternal tubuh anak-anak menjadi dewasa. Perubahan hormon termasuk hormone seksual membuat remaja menjadi tidak nyaman dengan dirinya dan juga sekaligus jadi sering terlalu fokus pada kondisi fisiknya. Misalnya : remaja jadi sering berkaca hanya untuk melihat jerawat atau poninya, jadi terlalu resah dengan bentuk tubuhnya, dan sebagainya.

            2.Perkembangan Psikologi Remaja

 Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
           
Setiap tahap perkembangan manusia biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar psikologi setuju, bahwa jika berbagai tuntutan psikologis yang muncul pada tahap perkembangan manusia tidak berhasil dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara signifikan dapat menghambat kematangan psikologisnya di tahap-tahap yang lebih lanjut.

b.      Masa remaja sebagai masa periode peraliahan

Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peraliahn dari satu tahap ke perkembangan ke tahap berikunya. Artinya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan meningalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan masa yang akan datang. Bila anak-anak beralih dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

menurut Santrock (1999) diketahui bahwa dewasa muda sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua. Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa tanggung (akil balik), tetapi sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa (maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja, tetapi sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lain-nya. Penampilan fisiknya benar-benar matang sehingga siap melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan mempunyai anak. la dapat bertindak secara bertanggung jawab untuk dirinya ataupun orang lain (termasuk keluarganya). Segala tindakannya sudah dapat di-kenakan aturan-aturan hukum yang berlaku, artinya bila terjadi pelanggaran, akibat dari tindakannya akan memperoleh sanksi hukum (misalnya denda, dikenakan hukum pidana atau perdata).
Dalam setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus di lakukan.

c.       Masa remaja sebagai masa periode perubahan

Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selalam masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun maka perubahan sikap prilaku menurun juga.

Ada empat perubahan yang sama yang hampir bersifat unifersal :

1.      Meningginya emosi, yang intensitasnyabergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Karena perubahan emosi biasanya terjadi lebih cepat selama awal remaja, maka meningginya emosi lebih menonjol pada masa awal periode akhir masa remaja.
2. Perubahan tubuh, minat dan peran yang di harapkan oleh kelompok social untuk di pesankan, menimbulkan masalah baru. Bagi remaja muda masalah baru yang timbul tampaknya lebih banyak dan lebih sulit diselasaikan di bandingkan masalah yang di hadapi sebelumnya. Remaja akan tetap merasa ditimbuni masalah, sampai ia sendiri menyelesaikan menurut kepuasannya.
3.  Dengan berubahnya minat dan pola prilaku, maka nilai-niali juga berubah. Apa yang pada masa kanak-kanak dianggap penting, sekarang setelah hampir dewasa tidak penting lagi. Misalnya, sebagian besar tremaja tidak lagi menganggap bahwa banyaknya teman merupakan petunjuk populiritas yang lebih penting dari pada sifat-sifat yang dikagumi dan dihargai oleh teman-teman sebaya. Sekarang mereka mengeti bahwa kualitas lebih penting dari kuantitas.
4.  Sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka manginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnyadan meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut.

d.      Masa remaja sebagai masa usia bermasalah

Setiap priode mempunyai masalahnya sendiri-sendir, namun masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit di atasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Terdapat dua alasan bagi kesulitan itu :

1.      Sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak-anak sebagia di selesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakkan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah.
2.      Karena para remaja merasa diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru-garu.

Karena  ketidakmampuan mereka untuk mengatasi sendiri masalahnya menurut cara yang mereka yakini;, banyak remaja akhirnya menemukan bahwa penyeleseannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka.

e.       Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Sepanjang usia geng pada akhir masa kanak-kanak, penyesuaian diri dengan standar adalah lebih jauh penting bagi anak yang lebih besar dari pada individualitas. Seperti telah di tunjukkan, dalam hal pakaian, berbicara dan prilaku yang lebih besar yang ingin cepat seperti teman-teman gengnya. Tiap penyimpangan dari standar kelompok dapat mengancam keanggotaannya dalam kelompok.

Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan kelompok masih tetap penting bagi anak laki-laki maupun perempuan. Lambat laun mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti sebelumnya.

Tetapi ststus remaja yang mendua dalam kebudayaan amerika saat ini menimbulkan suatu dilemma yang menyebabkan “krisis identitas” atau masalh identitas-ego pada remaja. Seperti dijelaskan erikson (42).

“identitas diri yang remaja berapa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam masyarakat, apakah ia seorang anak atau seoarang dewasa? Apakah nantinya ia dapat menjadi seseorang suami atau ayah? ….. apakah ia mampu persaya diri sekalipun latar belakang ras atau agama tau nasionalnya membuat beberapa orang merendahkannya? Secara keseluruhan, apakah ia akan berhasil atau akan gagal?”

Erikson selanjutnya menjelaskan bagaimana pencariaan identitas ini mempengaruhi prilaku remaja (42).

dalam usaha mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan yang baru, para remaj harus memperjuangkan kembali perjuangan tahu-tahun lalu, meskipun untuk melakukannya mereka harus menunjuk secara artificial orang-orang yang baik untuk berperan sebagai musuh ;dan mereka selalu siap untuk menempatkan idola dan ideal mereka sebagai pemimbing dalam mencapai identitas akhir. Identifikasi yang sekarang erjadi dalam bentuk identitas ego adalah lebih dari sekedar penjumlahan idenidentifikasi masa kanak-kanak.

f.       Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Angapan setiap budaya bahwa masa remaja adalah anak-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat di percaya dan cenderung merusak dan berprilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja mudah takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.

g.      Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic

Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri daan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita realistic ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tapi bagi keluarganya dan teman-temannya, menyebabkan meningginya emosi yang merupakan cirri dari awal masa remaja. Semakin tidak realistic cita-citanya semakin ia menjadi marah. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang di tetapkan sendiri.

Menjelang berakhirnya masa reamaja, pada umumnya baik anak laki-laki maupun perempuan sering terganggu oleh ideallisme yang berlebihan bahwa mereka segera harus melepaskan kehidupan mereka yang bebas bila telah mencapai status orang dewasa.

h.      Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Dengan semakin mendekatkan usia kematangan yang sa, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada prilaku yang dihubungkan dengan status dewasa yaitu merokok, minum-minuman keras, mengunakan obat-obattan, dan terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggab bahwa prilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.







TUGAS TUGAS DALAM MENDIDIK ANAK-ANAK DALAM BERAGAMA

0 komentar

  1.   Mendidik anak secara islam. 
  2. Anak akan mencontoh orang tua , jadi, sebelum mendidik anak , anda harus member contoh dan sengaja memperlihatkan hal itu pada anak. Missal , shalat lah di depan si anak agar ia familiar dengan ibadah tersebut. 
  3.  Hendaknya mendidik anak dimulai dari usia dini. Sejak kecil, biasakan si anak untuk mendengar beberapa doa mudah. Saat ia sudah mulai bisa bicara , ajarkan kalimat-kalimat doa padanya.misalnya doa makan , doa sebelum tidur.
  4. Bila dirasa masih sulit untuk dicontohkan anak karena ia masih sulit menghafal , ajarkan saja kata mudah seperti “bismillah”. 
  5.  Selalu ingatkan anak anda untuk selalu berdoa pada setiap kegiatannya(tidur , makan , keluar rumah, dll). Bila belum hafal doa, ingatkan anak anda mengucapkan “bismillah” untuk memulai sesuatu dan diakhiri dengan “Alhamdulillah”. 
  6. Selalu ajaklah anak anda dalam beribadah, misalnya shalat. Walau ia mungkin akan selalu bermain-main, si anak akan terbiasa untuk diajak beribadah, hal ini punya pengaruh besar untuk kehidupannya nanti.
  7. Mendidik anak secara islami tidak hanya dalam hal ibadah agama, tapi juga ajarkan kesopanan atau etika tertentu yang sesuai dengan islami pada seorang anak. Misalnya,  makan dengan tangan kanan , biasakan tidur miring ke kanan dan tidak terlungkup, tidak memakai pakaian yang pendek/mini, dll. 
  8. Ceritakan tentang took-tokoh dalam islam agar si anak mencontohnya. Missal, para nabi saat memperjuangkan agama islam, atau tokoh-tokoh terkenal lainnya. Ceritakan tentang kehebatan dan segala sifat baik mereka, dengan begitu si anak akan tertarik untuk minirunya.
  9.  Cara mendidik anak secara islami juga bisa dilakukan dengan cara memberikan iming-imging dan juga menakuti-nakuti. Anda bisa menceritakan tentang keindahan surge dan juga kengerian neraka. 
  10. Dengan begitu si anak akan terpacu berbuat baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk .