Bagi
kebanyakan orang, uang mungkin segalanya. Prinsip inilah yang dipegang teguh
Siad, warga Jalur Gaza.
Demi
duit, ia rela menghianati perjuangan bangsanya sendiri. Ayah empat anak ini
menjadi informan bagi pasukan Israel. Tugasnya memberi tahu di mana anggota
Hamas dan Jihad Islam bersembunyi. "Saya memberikan informasi ke Israel
antara 1977 dan 1996," kata Siad sambil menyeruput kopi panas di ruang
tamu rumahnya yang mewah, seperti dilansir BBC
empat tahun lalu.
Selama
19 tahun menjual informasi, Siad memperoleh kenyamanan hidup. "Ketika saya
minta sebatang rokok, Israel memberikan sebungkus," ujarnya memberi
tamsil. Padahal, saudara sebangsanya yang dijajah Israel hidup serba kekurangan
dan ketakutan. Kondisi sekitar 1,5 juta warga Gaza makin menderita setelah
negara Zionis itu memblokade wilayah itu pada pertengahan Juni 2007. Mereka
kekurangan pasokan bahan makanan, air, listrik, bahan bakar, dan obat-obatan.
Semua
itu tak percuma. Sekarang, Siad bersama istri dan dua putranya hidup nyaman di
Sderot, kota di selatan Israel yang hanya satu kilometer dari perbatasan Gaza.
Rumahnya yang berlokasi di sebuah jalan utama di Sderot berisi tiga kamar tidur
dan dilengkapi peralatan mewah. Satu sedan BMW berwarna putih ada di garasi.
Bisnisnya di bidang besi dan konstruksi maju pesat.
Ia
pindah ke kota ini sepuluh tahun lalu bersama 79 penghianat lainnya lantaran
keselamatan keluarga mereka terancam. "Karena itulah saya kemarin dan
menjadi warga negara Israel. Sebab itu, mereka telah meberi saya kartu
identitas," ujar Siad.
Sayangnya,
Siad tidak bisa membawa kabur semua keluarganya. Alhasil, dua putranya menjadi
korban balas dendam pejuang Palestina. Seorang ditembak mati dan satu lagi
dipenjara.
Namun
tidak semua penduduk Sderot menyambut baik, termasuk Batya Katar yang bekerja
di bengkel mobil. Ia tidak yakin orang seperti Siad bisa benar-benar mencintai
Israel. Ia malah menuding sejak kehadiran 80 keluarga penghianat Palestina
tembakan roket Qassam dari Gaza makin mengenai sasaran. "Tiap kali Qassam
ditembakkan, Siad menari-nari," kata Batya.
Menurut
Natan Shrayber, pengacara para pengihanat itu, kliennya memang pantas
mendapatkan apa yang dimiliki sebagian besar warga Israel. "Orang-orang
ini telah membantu pasukan keamanan Israel menghancurkan Hamas dan musuh-musuh
Israel lain. Tanpa pertolongan mereka, kualitas intelijen Israel tidak
bagus," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar